Empat Pilar Transformasi Digital

Para pimpinan perusahaan di Indonesia memandang pentingnya untuk beradaptasi di revolusi industri jild 4 dengan mengaburkan batasan antara dunia fisik, digital dan biologis. Ini terungkap dalam studi bertajuk “The Microsoft Asia Digital Transformation: Enabling The Intelligent Enterprise”.

Studi ini juga merilis 90 persen pemimpin bisnis di Indonesia menyatakan perlu melakukan transformasi digital untuk mendorong pertumbuhan perusahaan. Namun hanya 27 persen saja yang telah memiliki strategi transformasi digital menyeluruh, 51 persen lainnya masih merencanakan proses transformasi digital, sedangkan 22 persen lainnya belum memiliki strategi apa pun.

“Organisasi yang tidak mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman akan menjadi kurang kompetitif,” kata Andreas Diantoro, Presiden Direktur Microsoft Indonesia saat peluncuran Microsoft Asia Digital Transformation Study. Lebih lanjut Andreas menyatakan jika Microsoft mendorong setiap organisasi untuk segera melakukan transformasi digital di era berbasis teknologi ini agar mampu beradaptasi dengan perubahan, baik perubahan internal maupun eksternal.

Microsoft memperjelas makna transformasi digital dengan menjabarkan empat pilar yang menjadi kunci transformasi digital. Keempat pilar tersebut adalah engaging customer, empowering employee, optimizing operations, dan transforming product.

Engaging Customer

Inti dari Engaging Customer atau memprioritaskan pelanggan adalah kita harus tahu konsumen kita siapa. Teknologi memungkinkan organisasi untuk menganalisa dan memahami karakter konsumen dengan lebih baik, sehingga dapat memprediksi kebutuhan konsumen dan menjawab kebutuhan tersebut secara personal. “Mempunyai data-data soal konsumen saja belum cukup, sehingga perusahaan atau organisasi mesti mempelajari behavior konsumen mereka,” jelas Andreas.

Empowering Employee

Pilar kedua bermakna bahwa perusahaan atau organisasi mesti mampu memberdayakan karyawan dengan baik. Teknologi dibutuhkan untuk mendukung karyawan dalam melakukan pekerjaan secara mobile, sehingga karyawan dapat bekerja dari mana saja, kapan saja, dan dengan menggunakan perangkat apa saja. Walaupun karyawan tidak bekerja di tempat dan waktu yang sama, karyawan dapat tetap bekerja secara kolaboratif. “Jadi, karyawan harus kita beri tools, senjata, dan pelatihan yang cukup supaya mereka bisa keep up dengan konsumen-konsumen model baru ini,” jelas Andreas.

Optimizing Operations

Pilar ini memiliki makna bahwa perusahaan atau organisasi harus mengoptimalkan sistem dan prosedurnya. Hadirnya teknologi mampu membantu proses pengumpulan, pengolahan, dan analisis data, sehingga dapat mempercepat proses pengambilan keputusan. Dengan begitu,  efektivitas dan efisiensi kerja organisasi akan semakin meningkat. Andreas mengungkapkan, ketika kita sudah mengerti bagaimana konsumen kita, karyawan juga sudah kita sudah terlatih, tetapi masih menggunakan sistem dan prosedur yang lama, tentunya customer tidak akan terlayani dengan baik.

Transforming Product

Dalam rangka menghadirkan pengalaman yang berbeda bagi kosumen, organisasi perlu mendefinisikan ulang jenis produk dan model bisnis yang ditawarkan agar berbeda dari kompetitor lainnya. Pengintegrasian teknologi ke dalam produk dan model bisnis, akan menghadirkan wajah baru bagi organisasi dan semakin mendekatkan organisasi dengan kebutuhan konsumen di era digital.

Studi ini dilakukan pada Oktober – November 2016 dengan melibatkan 1.494 pemimpin bisnis di 13 negara di Asia Pasifik. Ketigabelas negara tersebut adalah Australia, China, Hong Kong, Indonesia, India, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Taiwan, dan Thailand. Semua responden telah memenuhi kualifikasi karena berperan dalam pembentukan strategi digital di perusahaan mereka dan bekerja di organisasi dengan lebih dari 250 karyawan.

Selain Andreas Diantoro, ada beberapa pembicara yang turut hadir di acara ini. Para pembicara tersebut adalah Iwan Djuniardi, Direktur Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi, Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan Republik Indonesia; AKBP Akhmad Yusep Gunawan, Wakil Kepala Direktur Kriminal Khusus, Polda Metro Jaya; Richard Tirtadji, IT Director, KiOSTiX; dan Denny Permana, Vice President Information Technology, Garuda Indonesia. Keempat pembicara tersebut mewakili perusahaan dan organisasi di mana mereka bekerja, yang merupakan role model transformasi digital, bersama Microsoft.


Was This Post Helpful:

0 votes, 0 avg. rating

Share:

admin zakisahil

Leave a Comment