Teknologi big data pada setahun terakhir terus berkembang dan semakin siap digunakan kalangan pebisnis. Variasi penggunaan teknologi tersebut mencakup back-up, pemulihan, serta performa. Sejumlah pakar pun turut mempelajari dan memprediksi pertumbuhan big data dan pasar analitik di seluruh dunia.
Big data, memungkinkan pengguna tak sekadar menganalisa alasan terjadinya sesuatu, tapi juga mampu mengambil keputusan secara real-time sehingga dapat meningkatkan hasil bisnis. Para pengguna Big Data adalah industri yang kaya data seperti perusahaan jasa keuangan. Tak hanya itu, pemerintah maupun peneliti medis, termasuk perusahaan pertanian juga memafaatkan teknologi ini untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Revolusi big data sendiri saat ini disebut telah berada pada tahap yang lebih besar dibandingkan revolusi industri di masa lalu. Lantas, seperti apa pengaruh big data pada tahun ini, baik bisnis maupun perseorangan? Menurut Daniel Ng, Senior Director APAC Cloudera, menyebut ekosistem data akan dimulai tahun ini.
Pergeseran pasar dan pesatnya perkembangan teknologi dalam mentransformasi bisnis membuat perusahaan tanpa tenaga profesional dengan teknologi terkini akan tertinggal. Tahun lalu, swasta dan pemerintah telah bersama-sama membangun lingkungan yang mendukung teknologi dan kemampuan data. Guna mengimbangi dan menciptakan tenaga kerja di bidang tersebut, pada 2017 pemerintah bersama institusi akademis diharapkan dapat menghadirkan open data dan program pelatihan keterampilan.
Di samping itu, dengan dunia yang semakin terkoneksi dan didukung perangkat yang kian pintar, sistem otonomos dipilih sebagai tahap selanjutnya dalam revolusi big data. Machine Learning memungkinkan penciptaan algoritma kompleks untuk mendorong perilaku yang tak biasa.
“Sejauh ini, pengolahan data Internet of Things (IoT) memungkinkan pengguna memperoleh lebih banyak informasi data dan informasi mutakhir secara real-time. Pada 2017, big data akan terus memainkan peran besarnya dalam mengembangkan algoritma untuk menjadi kekuatan pendukung sistem otonomos,” ujar Daniel Ng.
Big data juga memainkan peran penting dalam melindungi perusahaan dan aset dari ancaman cyber. Perang terhadap kejahatan cyber di masa depan akan sangat bergantung pada pemanfaatan data. Pelanggaran keamanan yang semakin canggih dan masalah privasi akan menjadi pusat perhatian, terutama hal yang tak bisa dicegah atau diatasi dengan teknologi keamanan lama atau tradisional.
Untuk tahun ini, perusahaan diharapkan dapat lebih fokus pada implementasi platform keamanan cyber yang terukur. Selain itu, penerapan machine learning untuk mendeteksi anomali akan memungkinkan perusahaan untuk terus mendeteksi perilaku mencurigakan di end point secara lebih cepat dan akurat.
Sumber: APAC Cloudera