Kejahatan siber saat ini semakin berkembang dan terorganisir. Alat serangan semakin canggih dan berkembang setiap tahunnya. Hal ini melibatkan peretas kawakan maupun hacker yang baru memasuki dunia siber.
Berkembangnya ilmu pengetahuan turut membantu peningkatan kemampuan para peretas sehingga malware akan semakin sulit terdeteksi, membutuhkan waktu lama untuk menganalisa. Untuk itu sistem pertahanan juga harus terus dikembangkan untuk menghadapi berbagai serangan.
Pengguna komputer, baik perorangan maupun perusahaan sangat dirugikan dengan perkembangan kejahatan siber. “Kejahatan siber awalnya adalah kejahatan individu, yang kemudian berkembang menjadi kejahatan teroganisir dan dikelola dengan profesional. Akibatnya, serangan siber terus meningkat dari waktu ke waktu,” jelas Technical Consultant PT Prosperita – Eset Indonesia, Yudhi Kukuh, dalam keterangan resminya.
Beberapa tahun terakhir, popularitas MaaS atau Malware as a Service menjadi bisnis yang paling menguntungkan bagi penjahat siber di pasar gelap dengan munculnya beragam layanan seperti Ransomware as a Service (RaaS), DDoS as a Service, Phishing as a Service.
Eset sebagai satu perusahaan keamanan memberikan beberapa tips untuk membantu menangkal serangan siber.
1. Edukasi
Hingga saat ini, pengguna komputer masih menjadi titik terlemah yang menjadi penyebab masuk serangan siber ke dalam sistem perusahaan. Ini pula yang menjadi alasan mengapa pengembang malware masih sering menggunakan email spam sebagai metode penyebaran. Untuk itu, edukasi dan kesadaran akan keamanan siber harus terus disosialisasikan.
2. Back up data
Dengan biasa menduplikasi data ke tempat penyimpanan data eksternal yang tidak terhubung dengan koneksi internet atau komputer lain, mampu membantu banyak perusahaan maupun personal yang pernah diserang malware.
3. Menerapkan beberapa lapis sistem keamanan
Pengguna komputer bisa menggunakan sistem selain antivirus untuk mempersempit ruang bagi penjahat siber mengeksploitasi keamanan pada perangkat. Lapisan keamanan lain yang bisa digunakan seperti dua faktor otentikasi dan enkripsi.