Scratch Day, Wadah Apresiasi Karya Pelajar Menggunakan Scratch

Program Regos(Relawan TIK Goes to School) 2017 memasuki tahap akhir. Setelah selama satu bulan, tim Regos bekerjasama dengan IIV(International ICT Volunteer) dari Korea mensosialisasikan internet cakap di sekolah-sekolah indonesia. Tim IIV dari Korea ini terbagi dalam 5 tim dan tersebar dibeberapa kota di Indonesia antara lain Jakarta, Depok, Bogor, Jepara dan Banjarmasin. Dalam kegiatannya, tim IIV yang didampingi koordinator masing-masing wilayah ini memperkenalkan satu aplikasi coding Scratch dan kebudayaan korea kepada anak-anak sekolah baik SMP, SMA dan SMK.

Dan diakhir program kegiatan, AXC(APKOMINDO eXcellent Center) bekerja sama dengan Relawan TIK, PT. Bonet, ITU(International Telecommunication Union) dan disupport oleh Kominfo dan Universitas Trisakti menyelenggarakan Scratch Day. Digelar di Gedung E, Lantai 5, Universitas Trisakti, Grogol-Jakarta, Scratch Day menghadirkan karya-karya siswa SMK/SMA yang telah mendapat pengajaran Scratch.

Acara dibuka dengan sambutan dari perwakilan Relawan TIK Indonesia, Hani Purnawanti. Dilanjutkan dengan sambutan oleh Rudy D Muliadi, Ketua Umum Apkomindo dan ditutup dengan sambutan dari Direktur Pemberdayaan Informatika Kominfo, Ibu Septriana Tangkary, SE. MM.

Sebanyak kurang lebih 12 tim dari sekolah yang memamerkan karya mereka baik berupa games maupun animasi. Sekolah-sekolah tersebut antara lain SMK Al Hasra, SMKN 1 Leuwiliang, SMK Tadika Pertiwi, SMK 3 PerCik, SMK Yadika 12, SMK IT Raflesia, SMK Multicomp, SMA Lazuardi GIS, SMK Madya Depok, SMK Taruna Bhakti dan SMKN 3 Jepara.

Para siswa dari sekolah-sekolah tersebut menampilkan hasil karya mereka yang dibuat dengan aplikasi Scratch. Karya yang dilombakan terbagi dalam 2 kategori yaitu kategori Game dan kategori Animasi. Karya-karya ini dipresentasikan dan dinilai oleh 3 juri yang terdiri dari para relawan ICT Korea. “Apa yang ditampilkan oleh mereka sungguh diluar dugaan, ide mereka sangat bagus dan kami berfikir untuk mengembangkan karya mereka lebih tinggi lagi,”ujar Septriana Tangkary.

 

Ini membuktikan bahwa pemuda Indonesia mampu untuk unjuk karya bukan sekedar menjadi penikmat saja. “Perkenalkan kekayaan alam dan budaya Indonesia kepada dunia luar melalui aplikasi. Saatnya kita manfaatkan teknologi untuk menghasilkan sesuatu yang kreatif dan produktif,” sambung Septriana. Lebih lanjut, Septriana juga menjanjikan untuk membawa karya anak-anak SMK ini ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

Senada dengan Septriana, Rudy D. Muliadi, Ketua Umum APKOMINDO mengatakan bahwa karya anak-anak SMK ini sangat luar biasa. “Menarik, hanya dalam waktu 2 hari mereka dapat membuat satu karya yang luar biasa,” tambah Rudy Muliadi. Meski masih terdapat beberapa kekurangan tapi itu dapat dimaklumi karena keterbatasan waktu yang diberikan.

Setelah semua karya dipresentasikan, tim juri memutuskan bahwa yang berhak menjadi juara 1 untuk kategori Games berasal dari SMKN 3 Jepara, dan untuk kategori Animasi dimenangkan para siswa dari SMKN 1 Leuwiliang. Masing-masing pemenang mendapatkan trophy, piagam dan uang pembinaan.

Sementara, pada hari yang sama, Rudy Muliadi juga berkesempatan untuk mensosialisasikan program REGOS ini kepada sekitar 300 mahasiswa baru Teknik Industri Universitas Trisakti. Para mahasiswa baru ini juga berkesempatan untuk mendengarkan pengalaman para relawan Korea dalam mensosialisasikan Scratch di sekolah-sekolah secara langsung.

Dalam REGOS 2017 kali ini, tidak kurang 5000 siswa dari 50 sekolah mendapatkan pencerahan tentang materi INCAKAP(Internet Cerdas, Kreatif dan Produktif) dan aplikasi coding SCRATCH sambil bertukar informasi budaya.


Was This Post Helpful:

1 votes, 5 avg. rating

Share:

adminapkomindo

Leave a Comment