Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) melalui Sekretariat Revolusi Mental menyelenggarakan Sosialisasi Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) melalui Media sosial bersama perwakilan pelajar dan Netizen pada 27 Juli 2017. Acara yang berlangsung di Golden Boutique Hotel Angkasa ini dibuka secara resmi oleh Kepala Bagian Persidangan dan Pengolahan Data pada Biro Hukum, Informasi dan Persidangan Kemenko PMK, Sorni Paskah Daeli.
Sorni yang juga salah satu narasumber memaparkan tentang makna dan nilai-nilai strategis yang dimiliki oleh GNRM kepada 44 orang peserta yang terdiri dari enam guru Pendamping dan 38 siswa perwakilan SMA/SMK/MAN se-DKI Jakarta. “Gerakan Nasional Revolusi mental adalah gerakan sosial untuk mengubah cara pandang, pola pikir, sikap-sikap, nilai-nilai, dan perilaku bangsa Indonesia untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian,” jelas Sorni.
Acara sosialisasi ini sangat diperlukan untuk memperkenalkan GNRM lebih dalam kepada generasi muda sebagai garda terdepan dari revolusi mental. “Adik-adik di sini merupakan target/mitra strategis untuk menyebarluaskan pesan-pesan revolusi mental kepada pelajar lain. Saya berharap sosialisasi ini dapat menambah pengetahuan adik-adik tentang revolusi mental sehingga dapat dipraktikkan secara riil/nyata saat adik-adik kembali ke masyarakat nanti,” ujar Sorni.
Sosialisasi GNRM melalui Media sosial ini merupakan kerjasama Sekretariat Revolusi Mental dengan Kemdikbud dan Kominfo yang akan diselenggarakan dari tanggal 26 hingga 28 Juli 2017. Pada kegiatan sosialisasi ini, peserta akan dibekali pegetahuan tentang nilai-nilai GNRM dan pelaksanaan literasi digital yang baik sehingga dapat dimanfaatkan untuk menyebarluaskan nilai-nilai GNRM kepada masyarakat lainnya.
Selain itu, dilangsungkan pula sesi diskusi untuk membahas perkembangan internet di Indonesia dan bahaya yang tersembunyi di dalamnya oleh Tim Relawan TIK dari Kominfo. Para peserta yang mayoritas merupakan siswa/siswi kelas sebelas SMA/SMK/MAN ini juga diajak untuk belajar membedakan berita hoax dan berita benar serta cara menyikapinya. Dari kegiatan sosialiasi ini, diharapkan peserta dapat menggunakan media social secara positif.